Kesalahan informasi yang berkembang secara turun temurun mengenai menstruasi terus terjadi hingga saat ini. Akibat dari mitos-mitos yang tersebar di seluruh dunia, wanita mendapatkan diskriminasi dan stigma buruk saat menstruasi.
Kebanyakan orang mempercayai mitos-mitos tersebut. Fakta mengenai menstruasi penting untuk diketahui secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan wanita di seluruh dunia. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tantangan dan stigma negatif yang berkembang mengenai menstruasi.1
Berikut merupakan 3 mitos menstruasi beserta penjelasannya
Mitos #1: Menstruasi itu Memalukan
Faktanya - Menstruasi bukan hal yang memalukan, ini merupakan pertanda kesehatan yang baik. Namun, masih banyak wanita di seluruh dunia yang merasa malu saat mengalami menstruasi. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh THINXX, menunjukkan sebanyak 58% wanita di Amerika merasa malu karena mereka mengalami menstruasi.2 Di Indonesia, perempuan percaya bahwa menstruasi seharusnya tidak dibicarakan secara terbuka dan juga menjadi penyebab ketidakhadiran siswi di sekolah. Padahal, diskusi terbuka mengenai menstruasi dapat mematahkan mitos tersebut.3
Mitos #2: Menstruasi itu Kotor
Faktanya - Berbeda dengan feses dan urin, darah menstruasi bukan merupakan cara tubuh dalam mengeluarkan racun atau kotoran dari dalam tubuh. Darah menstruasi merupakan kombinasi dari jaringan dan darah yang sama yang mengalir melalui pembuluh darah wanita yang dilepaskan saat kehamilan tidak terjadi.4 Karena itu, darah menstruasi tidak kotor.5
Mitos #3: Menstruasi = Perubahan Mood
Faktanya - Ketika wanita mengalami menstruasi, terdapat perubahan dari dalam tubuh akibat dari kondisi hormon yang berubah-ubah.5 Beberapa wanita mungkin akan mengalami perubahan suasana hati (mood), sakit kepala, dan bahkan perubahan energi. Maka dari itu, bukan hal yang tepat untuk berasumsi bahwa saat menstruasi semua wanita pasti mengalami perubahan mood.
Hal penting yang harus dilakukan saat sedang menstruasi adalah ekstra bersih dalam menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan karena risiko infeksi meningkat. Faktor darah, keringat, dan bakteri yang berkembang biak mempengaruhi keseimbangan flora normal area kewanitaan sehingga memungkinan gejala-gejala infeksi seperti iritasi ringan, gatal, dan keputihan terjadi. Saat risiko infeksi meningkat, gunakan pembersih khusus area kewanitaan yang mengandung antiseptik untuk membunuh kuman penyebab infeksi. Gunakan antiseptik dengan spektrum luas seperti Povidone Iodine 10% untuk mengatasi gejala-gejala infeksi seperti iritasi ringan, gatal, dan keputihan.