Tahukah Anda? meski vagina memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri, nyatanya risiko infeksi tetap bisa terjadi, lho! Apalagi saat menstruasi datang, risiko infeksi vagina (vaginitis) justru bisa semakin tinggi. Sebab, saat menstruasi, kadar pH dalam darah cenderung lebih tinggi dibanding kadar pH di area vagina.1 Akibatnya, kadar pH di vagina bisa berubah karena hadirnya darah menstruasi. Perubahan kadar pH ini berpengaruh terhadap ketidakseimbangan antara jumlah bakteri baik dan buruk di vagina.
Selain kadar pH, perubahan jumlah hormon estrogen di tubuh kita selama masa menstruasi juga turut berkontribusi meningkatkan risiko infeksi vagina. Keseimbangan pH juga terganggu saat menstruasi. Darah menstruasi dapat meningkatkan pH hingga 7.42
Selama ini, hormon estrogen yang bertugas membantu pertumbuhan bakteri baik bernama lactobacillus untuk menjaga area vagina tetap sehat. Namun, jika hormon estrogen di tubuh tidak seimbang, seperti saat Anda mengalami menstruasi, maka pertumbuhan bakteri lactobacillus juga akan berpengaruh.3
Faktor lainnya yang membuat risiko infeksi meningkat saat menstruasi adalah kurang menjaga kebersihan area vagina. Dr Suzy Elneil, seorang konsultan di bidang urigenologi dari University College Hospital London, bahkan menyarankan seorang wanita untuk lebih sering membersihkan area vagina dan anus saat menstruasi agar terhindar dari risiko infeksi vagina.4
Adanya peningkatan kelembapan di area vagina juga turut andil dalam hadirnya infeksi. Sebab, area yang lembap disukai oleh flora abnormal sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang. Dalam kondisi normal, vagina memiliki pH di antara 3,5-4,5. Jika pH meningkat, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah bakteri baik dan buruk di vagina yang berakibat pada timbulnya infeksi.
Infeksi vagina ini jenisnya nggak cuma satu, lho. Jenis yang paling sering terjadi adalah infeksi jamur vagina (kandidias vaginalis). Infeksi ini muncul karena jumlah jamur candida yang ada di vagina lebih banyak dari kondisi normal. Biasanya para penderita akan merasakan beberapa keluhan, seperti gatal, perih saat buang air kecil dan berhubungan intim, serta munculnya keputihan yang pekat dan berwarna putih.
Faktor Penyebab Risiko Infeksi Jamur Vagina Meningkat
Ada beberapa faktor lain yang bisa membuat risiko infeksi jamur vagina meningkat2,5, antara lain:
- Selain menstruasi, beberapa kondisi lain seperti wanita yang sedang hamil, menyusui, menggunakan KB hormonal dan menopause, juga menyebabkan terjadinya perubahan hormon di dalam tubuh. Akibatnya jumlah bakteri di vagina tidak seimbang.
- Mengidap diabetes melitus. Jika gula dalam darah tidak terkontrol, maka bisa menimbulkan jumlah jamur di membran mukosa vagina meningkat.
- Sedang mengonsumsi antibiotik yang memiliki efek membunuh bakteri baik di vagina.
- Sistem imun yang menurun bisa membuat pertumbuhan bakteri buruk di vagina tak terkendali.
- Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Tips Mencegah Infeksi Jamur Vagina
Untuk mencegah terjadinya infeksi jamur di vagina, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan5, yaitu:
- Menggunakan pakaian dalam yang berbahan nyaman dan menyerap keringat seperti katun. Jika terasa lembap, ganti celana setiap 4-6 jam agar kulit di area vagina tidak lembap dan membuat pertumbuhan jamur di area tersebut meningkat.
- Menghindari penggunaan celana, rok, dan pakaian dalam yang ketat, sebab hal tersebut bisa meningkatkan suhu tubuh dan membuat area sekitar vagina Anda lebih lembap. Hal ini bisa memicu pertumbuhan jamur jadi lebih banyak dibanding bakteri baik dan menyebabkan infeksi.
- Mengganti pembalut Anda 4-6 jam sekali untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
- Membersihkan vagina dengan cara yang benar, yaitu dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya. Keringkan dengan handuk atau tisu lembut sekali pakai. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan organ intim.
- Menggunakan pembersih kewanitaan dengan pH seimbang sesuai pH area kewanitaan dan mengandung prebiotic untuk mendukung flora normal area kewanitaan sehari-hari.
Sementara itu, untuk menjaga kebersihan vagina selama menstruasi atau saat mengalami gejala-gejala infeksi seperti keputihan, iritasi ringan & gatal-gatal, Anda bisa memilih sabun pembersih kewanitaan yang mengandung antiseptik dengan Povidone-Iodine (PVP-I) 10%. Povidone-Iodine merupakan zat antimikroba yang memiliki spektrum-luas dan efektif mengatasi kuman (bakteri, jamur, dll) serta mampu mengendalikan penyebaran infeksi topikal.
Sabun antiseptik kewanitaan ini dapat mengatasi gejala iritasi ringan, gatal-gatal, keputihan yang disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis, Candida Albicans, dan Gardnerella Vaginalis. Gunakan 2x sehari saat mandi pagi dan sore hari, selama 5 hari berturut-turut.
Jika infeksi berlanjut harap konsultasikan kepada dokter.